1.
Pengertian
Sastra
Fananie
(2000 : 6) mengatakan : “ Bahwa sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil
kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan kemampuan
aspek keindahan yang baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna”.
Sedangkan semi ( 1984 : 8) mengatakan : “ Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan semi kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya “.
Sedangkan semi ( 1984 : 8) mengatakan : “ Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan semi kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya “.
Teeuw ( 1984
: 23) mengatakan : “ Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahas
Sansekerta akar kata Sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan,
mengajar, memberikan petunjuk atau instruksi. Akhiran kata tra- biasanya
menunjukkan alat, suasana. Maka dari sastra dapat berarti, alat untuk mengajar,
buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran; misalnya silpasastra, buku
arsitektur, kemasastraan, buku petunjuk mengenai seni cerita. Awalan su-
berarti baik, indah sehingga susastra dapat dibandingkan dengan berbagai belles
letter”.
Kutipan di
atas menyatakan, sastra diartikan sebagai alat untuk mengajar, memberi
instruksi dan petunjuk kepada pembaca. Wellek dan Warren ( 1987 : 3 )
mengatakan bahwa sastra adalah suatu kajian kreatif, sebuah karya seni. Damono
( 1984 : 10) mengatakan bahwa lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium : bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan
gambaran kehidupan dan kehidupan itu adalah merupakan suatu kenyataan sosial.
Dari
keseluruhan defenisi sastra di atas, adalah berdasarkan persepsi masing-masing
pribadi dan sifatnya deskriptif, pendapat itu berbeda satu sama lain.
Masing-masing ahli mempunyai aspek-aspek tertentu, namun yang jelas defenisi
tersebut dikemukakan dengan prinsip yang sama yaitu manusia dan lingkungan.
Manusia menggunakan seni sebagai pengungkapan segi-segi kehidupan. Ini suatu
kreatifitas manusia yang mampu menyajikan pemikiran dan pengalaman hidup dengan
bentuk seni sastra. Dari beberapa batasan yang diuraikan di atas dapat disebut
beberapa unsur batasan yaitu isi sastra berupa pikiran, perasaan, pengalaman,
ide-ide, semangat kepercayaan dan lain-lain. Ekspresi atau ungkapan adalah
upaya untuk mengeluarkan sesuatu dalam diri manusia. Bentuk diri manusia dapat
diekspresikan keluar, dalam berbagai bentuk, sebab tanpa bentuk tidak akan mungkin
isi tadi disampaikan pada orang lain. Ciri khas penggungkapan bentuk pada
sastra adalah bahasa. Bahasa adalah bahan utama untuk mewujudkan ungkapan
pribadi di dalam suatu bentuk yang indah.
2.
Pengertian Sastra
Imajinatif
Sastra imajinatif adalah
sastra yang berupaya untuk menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka
pandangan baru, dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti
dan bersikap yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Dengan kata
lain, sastra imajinatif berupaya
menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau realitas kehidupan
sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Jenis-jenis tersebut
antara lain puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. Puisi dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yakni puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. Fiksi
atau prosanaratif terbagi atas tiga genre, yakni novel atau roman, cerita
pendek (cerpen), dan novelet (novel“pendek”). Pada akhirnya, semua pembahasan
mengenai sastra imajinatif ini harus bermuara pada bagaimana cara memahami
ketiga jenis sastra imajinatif tersebut secara komprehensif. Tanpa adanya
pemahaman ini, apa yang dipelajari dalam hakikat dan jenis sastra
imajinatif ini hanya sekadar hiasan ilmu yang akan cepat pudar.
3.
Pengertian Prosa Fiksi
Prosa fiksi sebagai
cerita rekaan bukan berarti prosa fiksi adalah lamunan kosong
seorang pengarang. Prosa fiksi adalah perpaduan atau kerja sama antara
pikiran dan perasaan. Fiksi dapatdibedakan atas fiksi yang realitas dan fiksi
yang aktualitas. Fiksi realitas mengatakan:“seandainya semua fakta, maka
beginilah yang akan terjadi. Jadi, fiksi realitas adalah hal-halyang dapat
terjadi, tetapi belum tentu terjadi. Penulis fiksi membuat para tokoh imaginatif
dalamkaryanya itu menjadi hidup. Fiksi aktualitas mengatakan “karena semua
fakta maka beginilahyang akan terjadi”. Jadi, aktualitas artinya hal-hal yang
benar-benar terjadi. Contoh: romansejarah, kisah perjalanan, biografi,
otobiografi.Prosa selalu bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami,
disaksikan, didengar, dan
dibaca oleh pengarang.
A. Ciri-ciri Prosa Fiksi
Adapun ciri-ciri prosa
fiksi adalah bahasanya terurai, dapat memperluas pengetahuan dan menambah
pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif. Prosa fiksi dapatmenyampaikan
informasi mengenai suatu kejadian dalam kehidupan. Maknanya dapat
berartiambigu. Prosa fiksi melukiskan realita imajinatif karena imajinasi
selalu terikat pada realitas,sedangkan realitas tak mungkin lepas dari
imajinasi. Bahasanya lebih condong ke bahasafiguratif dengan menitikberatkan
pada penggunaan kata-kata konotatif. Selanjutnya prosa fiksimengajak kita untuk
berkontemplasi karena sastra menyodorkan interpretasi pribadi
yang berhubungan dengan imajinasi.
B. Unsur Intrinsik Prosa
Unsur intrinsik prosa
terdiri atas alur, tema, tokoh dan penokohan, latar/setting, sudut
pandang,gaya, pembayangan, dan amanat.
C. Unsur Ekstrinsik dan Tingkat Penilaian karya Sastra
Unsur ekstrinsik prosa
fiksi adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karyasastra
seperti nilai sosiologi, nilai kesejarahan, nilai moral, nilai psikologi. Ia
merupakan nilaisubjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial,motivasi,
tendensi yang mendorong danmempengaruhi kepengarangan seseorang. Unsur tingkat
nilai penghayatan dalam prosa fiksiadalah neveau anorganik, neveau vegetatif,
neveau animal, neveau humanis, dan neveaumetafisika/ transendental.
4.
Pengertian
Cerpen
Pengertian Cerpen adalah
singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis
prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif
pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan
sebagai memahami isi pula. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita
pahami.Cerpen terdiri dari berbagai kisah, seperti kisah percintaan (roman),
kasih sayang, jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang
sangat mudah dipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar