Minggu, 06 Mei 2012

Soal
1. Identifikasilah:
    a. ciri-ciri guru yang baik
    b. ciri-ciri guru yang hebat
2. Jika diwajibkan memilih, apakah Anda akan berupaya untuk menjadi "guru yang baik" ataukah
    "guru yang hebat"? Mengapa demikian? Tulislah minimal tiga alasan yang mendasari pilihan
     Anda itu.
3. Bagaimanakah profil ideal guru Bahasa Indonesia di era globalisasi ini? Jelaskan menurut sudut
    pandang Anda masing-masing.
4. Adakah manfaat yang Anda peroleh setelah membaca wacana itu? Jika ada, tulislah semua
    manfaat yang dapat Anda petik darinya.

Jawaban
1. Menurut saya ciri-ciri guru yang baik sebagai berikut :
    - Guru yang dapat mematuhi UU guru dan dosen
    - Menjelaskan sesuatu dengan baik
    - Guru yang ikhlas dalam mengemban tugas sebagai pengajar
    - Menjadi teladan yang baik bagi muridnya
    - Guru yang dapat menetahui taraf perkembangan anak. Dalam hal ini seorang guru harus
      mengetahui psikologi perkembangan muridnya yaitu fase-fase perkembangan berdasarkan pada
      usianya meliputi kognitif, emosional, dan sebagainya

    Ciri-ciri guru hebat :
    - Guru yang menguasai materi pelajaran
    - Bisa mengantarkan materi pelajaran agar bisa dipahami oleh muridnya
    - Mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya
    - Ucapan dan intonasinya jelas dan mudah dipahami
    - Mempunyai pengetahuan luas
    - Lugas dan sederhana
    - Bersahabat dan peduli
    - Menguasai metode dan media
    - Mengikuti perkembangan zaman

2. Jika diwajibkan memilih, saya akan memilih menjadi guru yang hebat, karena :
   - Guru hebat adalah guru yang mampu menanamkan konsep keilmuan di memosri siswa secara
      mendalam, membekas, dan dibawa siswa sampai kapan pun
   - Guru yang mampu menginspirasi siswa, sehingga siswa dapat berkemabng dengan kreatif dan
      inovatif
   - Guru hebat tidak mengutamakan karisma, tetapi lebih mengutamakan kualitas diri untuk
      berkembang

3. Menurut saya, profil ideal guru Bahasa Indonesia di era globalisasi ini yaitu :
   - Guru perlu tampil sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara sekaligus
     dan integral dalam mencerdaskan siswanya
   - Menguasai metode dan media, guru harus paham kalu siswa itu mudah jenuh, jadi guru harus
      memberi model pembelajaran yang menyenangkan, dinamis, dan kreatif.
   - Megembangkan karya-karya sastra, sehingga dapat memotivasi siswa untuk terus berkarya
   - Ucapan guru tersistem, mantap, dan saling berhubungan dengan kejiwaan siswa
   - Memiliki wawasan yang luas
   - Mengikuti perkembangan zaman untuk memperluas keilmuannya
   - Bersahabat dengan siswanya, sehingga terbangun kedekatan yang dapat mempermudah
     berkomunikasi
  - Akrab dengan dunia internet atau ilmu teknologi

4. Manfaat setelah membaca wacana itu saya dapat mengetahui UU guru, bagaimana menjadi guru
    yang profesional, fungsi dan tugas guru. Dari wacana tersebut saya sebagai calon guru dapat
    mempersiapkan untuk kedepannya dalam menjalankan fungsi dan tugas guru yang profesional.
    Belajar dan terus berusaha menjadi guru yang hebat.

Kamis, 03 Mei 2012


1.      Pengertian Sastra
Fananie (2000 : 6) mengatakan : “ Bahwa sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan kemampuan aspek keindahan yang baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna”.
Sedangkan semi ( 1984 : 8) mengatakan : “ Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan semi kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya “.
Teeuw ( 1984 : 23) mengatakan : “ Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahas Sansekerta akar kata Sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberikan petunjuk atau instruksi. Akhiran kata tra- biasanya menunjukkan alat, suasana. Maka dari sastra dapat berarti, alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran; misalnya silpasastra, buku arsitektur, kemasastraan, buku petunjuk mengenai seni cerita. Awalan su- berarti baik, indah sehingga susastra dapat dibandingkan dengan berbagai belles letter”.
Kutipan di atas menyatakan, sastra diartikan sebagai alat untuk mengajar, memberi instruksi dan petunjuk kepada pembaca. Wellek dan Warren ( 1987 : 3 ) mengatakan bahwa sastra adalah suatu kajian kreatif, sebuah karya seni. Damono ( 1984 : 10) mengatakan bahwa lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium : bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu adalah merupakan suatu kenyataan sosial.
Dari keseluruhan defenisi sastra di atas, adalah berdasarkan persepsi masing-masing pribadi dan sifatnya deskriptif, pendapat itu berbeda satu sama lain. Masing-masing ahli mempunyai aspek-aspek tertentu, namun yang jelas defenisi tersebut dikemukakan dengan prinsip yang sama yaitu manusia dan lingkungan. Manusia menggunakan seni sebagai pengungkapan segi-segi kehidupan. Ini suatu kreatifitas manusia yang mampu menyajikan pemikiran dan pengalaman hidup dengan bentuk seni sastra. Dari beberapa batasan yang diuraikan di atas dapat disebut beberapa unsur batasan yaitu isi sastra berupa pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, semangat kepercayaan dan lain-lain. Ekspresi atau ungkapan adalah upaya untuk mengeluarkan sesuatu dalam diri manusia. Bentuk diri manusia dapat diekspresikan keluar, dalam berbagai bentuk, sebab tanpa bentuk tidak akan mungkin isi tadi disampaikan pada orang lain. Ciri khas penggungkapan bentuk pada sastra adalah bahasa. Bahasa adalah bahan utama untuk mewujudkan ungkapan pribadi di dalam suatu bentuk yang indah.

2.      Pengertian Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif adalah sastra yang berupaya untuk menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru, dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Dengan kata lain, sastra imajinatif  berupaya menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau realitas kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Jenis-jenis tersebut antara lain puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. Puisi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. Fiksi atau prosanaratif terbagi atas tiga genre, yakni novel atau roman, cerita pendek (cerpen), dan novelet (novel“pendek”). Pada akhirnya, semua pembahasan mengenai sastra imajinatif ini harus bermuara pada bagaimana cara memahami ketiga jenis sastra imajinatif tersebut secara komprehensif. Tanpa adanya pemahaman ini, apa yang dipelajari dalam hakikat dan jenis sastra imajinatif ini hanya sekadar hiasan ilmu yang akan cepat pudar.

3.      Pengertian Prosa Fiksi
Prosa fiksi sebagai cerita rekaan bukan berarti prosa fiksi adalah lamunan kosong seorang pengarang. Prosa fiksi adalah perpaduan atau kerja sama antara pikiran dan perasaan. Fiksi dapatdibedakan atas fiksi yang realitas dan fiksi yang aktualitas. Fiksi realitas mengatakan:“seandainya semua fakta, maka beginilah yang akan terjadi. Jadi, fiksi realitas adalah hal-halyang dapat terjadi, tetapi belum tentu terjadi. Penulis fiksi membuat para tokoh imaginatif dalamkaryanya itu menjadi hidup. Fiksi aktualitas mengatakan “karena semua fakta maka beginilahyang akan terjadi”. Jadi, aktualitas artinya hal-hal yang benar-benar terjadi. Contoh: romansejarah, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.Prosa selalu bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar, dan
dibaca oleh pengarang.

A.    Ciri-ciri Prosa Fiksi
Adapun ciri-ciri prosa fiksi adalah bahasanya terurai, dapat memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif. Prosa fiksi dapatmenyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam kehidupan. Maknanya dapat berartiambigu. Prosa fiksi melukiskan realita imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas,sedangkan realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Bahasanya lebih condong ke bahasafiguratif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata konotatif. Selanjutnya prosa fiksimengajak kita untuk berkontemplasi karena sastra menyodorkan interpretasi pribadi yang berhubungan dengan imajinasi.

B.     Unsur Intrinsik Prosa
Unsur intrinsik prosa terdiri atas alur, tema, tokoh dan penokohan, latar/setting, sudut pandang,gaya, pembayangan, dan amanat.    

C.     Unsur Ekstrinsik dan Tingkat Penilaian karya Sastra
Unsur ekstrinsik prosa fiksi adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karyasastra seperti nilai sosiologi, nilai kesejarahan, nilai moral, nilai psikologi. Ia merupakan nilaisubjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial,motivasi, tendensi yang mendorong danmempengaruhi kepengarangan seseorang. Unsur tingkat nilai penghayatan dalam prosa fiksiadalah neveau anorganik, neveau vegetatif, neveau animal, neveau humanis, dan neveaumetafisika/ transendental.


4.      Pengertian Cerpen 
Pengertian Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan sebagai memahami isi pula. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita pahami.Cerpen terdiri dari berbagai kisah, seperti kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang sangat mudah dipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun.

Sumber: